Apa kalian mengetahui tentang Budaya Betawi? Budaya Betewi
merupakan budaya asli dari Jakarta. Sebenarnya saya asli Malang tetapi saya
dari kecuali tinggal di Tangerang Selatan dan tinggal dilingkungan yang masih
asli warga betawi, maka dari itu saya akan memberikan sedikit info tentang
Budaya Betawi.
Sumber : Travel.tribunnews
Betawi terdiri dari beberapa etnis yang bergabung
dalam satu daerah sehingga membentuk kebudayaan sendiri yaitu Budaya Betawi.
Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di masa lalu.
Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum
berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke
Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung
pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai
kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang
Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa. Dengan semakin
beragamnya etnis di Betawi, maka setiap etnis biasanya mempengaruhi setiap
perayaan etnis Betawi.
Betawi dikenal denga ondel-ondel. Odel-ondel merupakan
hasil dari kebudayaan Betawi, boneka ini dibuat dari anyaman bambu yang dibuat
agar dapat dipikul dari dalam oleh orang yang membawanya. Boneka tersebut
dipakai dan dimainkan oleh orang yang membawanya. Pada wajahnya berupa topeng atau
kedok yang dipakaikan ke anyaman bamboo tersebut, dengan kepala yang diberi
rambut dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya di cat dengan
warna merah, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih.
Jenis pertunjukan ini diduga sudah ada sebelum tersebarnya
agama Islam di pulau Jawa dan juga terdapat di berbagai daerah dengan
pertunjukkan yang sejenis. Di Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, di Jawa
Tengah disebut Barongan Buncis, sedangkan di Bali dikenal dengan nama Barong
Landung.
Awal mulanya pertunjukan ondel-ondel ini berfungsi
sebagai penolak bala dari gangguan roh halus yang mengganggu. Namun semakin
lama tradisi tersebut berubah menjadi hal yang sangat bagus untuk
dipertontonkan, dan kebanyakan acara tersebut kini di adakan pada acara
penyambutan tamu terhormat, dan untuk menyemarakkan pesta-pesta rakyat serta
peresmian gedung yang baru selesai dibangun.
Sumber : hipwee.com
Selama saya tingal di Tangerang, saya paling berkesan
saat adanya acara pernikahan. Pada adat betawi saat pernikahan
sering kali saya melihat adanya roti buaya. yang kita ketahui bahwa buaya
seringkali dihubungkan dengan hal-hal yang buruk. bagai mana mungkin roti
berbentuk buaya bisa hadir dalam sebuah acara pernikahan adat Betawi. Tetapi
roti buaya ini memiliki filosofis tersendiri. Roti yang selalu dihadirkan dalam
pernikahan Adat Betawi. Padahal buaya termasuk hewan yang setia, karena buaya
hanya kawin dengan satu pasangan saja. Maka tidak heran jika buaya disimbolkan
sebagai kesetiaan pada roti buaya dalam pernikahan adat Betawi. Selain itu roti
buaya juga melambangkan kesabaran dan kestabilan ekonomi.
Dalam pelaksanaan lamaran atau pernikahan Betawi, mempelai pria
membawakan roti berbentuk buaya rumah mempelai wanita. Menurut masyarakat
Betawi, makna roti buaya dalam tradisi betawi membawa pesan bahwa masyarakat
Jakarta tidak boleh lupa bahwa dahulu mereka tinggal di sekitar bantaran
sungai.
-ireneyunif-
Komentar
Posting Komentar